Penerapan Lima Posisi Kontrol Guru dan Segitiga Restitusi di SDN 39 Woja Kabupaten Dompu

 


Dompu, 21 Agustus 2024 – SDN 39 Woja Kabupaten Dompu kembali membuat langkah inovatif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan menerapkan lima posisi kontrol guru serta segitiga restitusi. Penerapan ini merupakan bagian dari upaya sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif dan berorientasi pada perkembangan karakter siswa.

Kegiatan ini didampingi oleh Bapak Yunus, S.Pd.I, seorang guru yang saat ini sedang menjalani program pendidikan Guru Penggerak hingga Desember 2024. Dalam pelaksanaannya, Bapak Yunus memberikan bimbingan kepada rekan-rekannya tentang bagaimana menerapkan lima posisi kontrol guru—yaitu sebagai penghukum, pemberi rasa bersalah, teman, pemantau, dan manajer—dalam konteks pengelolaan kelas.

“Lima posisi kontrol ini memberikan fleksibilitas bagi guru dalam menghadapi berbagai situasi di kelas. Setiap posisi memiliki peran yang berbeda namun saling melengkapi, sehingga guru dapat menyesuaikan pendekatan mereka sesuai dengan kebutuhan siswa dan situasi yang dihadapi,” jelas Bapak Yunus.

Selain itu, segitiga restitusi juga menjadi salah satu pendekatan yang diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Segitiga ini berfokus pada pemulihan hubungan dan pembentukan tanggung jawab siswa terhadap tindakan mereka, bukan hanya pada pemberian hukuman. Dengan pendekatan ini, siswa diajak untuk memahami dampak dari tindakan mereka, memperbaiki kesalahan, dan bertanggung jawab untuk membuat pilihan yang lebih baik di masa depan.

Penerapan kedua konsep ini telah menunjukkan hasil yang positif. Siswa menjadi lebih bertanggung jawab atas perilaku mereka dan menunjukkan peningkatan dalam keterlibatan dan partisipasi di kelas. Guru-guru juga merasakan peningkatan dalam pengelolaan kelas, dengan suasana belajar yang lebih kondusif dan penuh kerjasama.

“Dengan pendekatan ini, kita tidak hanya mengajar siswa tentang pengetahuan akademis, tetapi juga membantu mereka mengembangkan karakter dan sikap yang positif,” tambah Bapak Yunus. “Kami berharap, dengan bimbingan yang terus berlanjut hingga akhir tahun ini, SDN 39 Woja dapat menjadi contoh dalam penerapan konsep-konsep pendidikan yang inovatif.”

Langkah ini mendapatkan dukungan penuh dari kepala sekolah dan seluruh staf pengajar di SDN 39 Woja. Mereka percaya bahwa penerapan lima posisi kontrol guru dan segitiga restitusi akan membawa perubahan signifikan dalam kualitas pendidikan di sekolah tersebut, serta membantu siswa untuk menjadi individu yang lebih baik dan bertanggung jawab.

Post a Comment

Terimakasih atas komentar anda

Lebih baru Lebih lama