Pada tahun ajaran ini (2024/2025), SDN 39 Woja terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih berpihak pada murid. Salah satu strategi yang diadopsi adalah peran aktif coach dalam mendampingi para guru dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial-emosional (SEL). Program coaching yang dilakukan di sekolah ini tidak hanya berfokus pada pengembangan keterampilan akademis guru, tetapi juga pada peningkatan kompetensi mereka dalam memahami dan memenuhi kebutuhan individual murid.
Pembelajaran Berdiferensiasi: Menciptakan Kelas yang Inklusif dan Responsif
Dalam beberapa sesi coaching yang dilaksanakan, fokus utama adalah membantu guru-guru memahami pentingnya pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran ini dirancang untuk mengakomodasi perbedaan kemampuan, minat, dan gaya belajar murid. Sebagai coach, Ibu Asmiati, S.Pd., mengarahkan guru-guru untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lebih fleksibel, memungkinkan setiap murid untuk belajar sesuai dengan ritme dan kebutuhan mereka.
"Dalam proses coaching, kami mengajak guru-guru untuk mengenali perbedaan individu dalam kelas. Setiap murid memiliki kemampuan dan cara belajar yang berbeda, dan pembelajaran berdiferensiasi membantu mereka semua untuk berkembang sesuai potensinya," jelas Ibu Asmiati.
Guru-guru di SDN 39 Woja menyambut baik metode ini karena dapat membantu mereka memberikan pendekatan yang lebih personal dalam pengajaran, terutama bagi murid yang membutuhkan perhatian khusus. "Melalui coaching ini, saya belajar untuk menyiapkan berbagai strategi agar semua murid bisa terlibat aktif, tanpa ada yang merasa tertinggal," ujar salah satu guru yang mengikuti program coaching.
Pembelajaran Sosial dan Emosional (SEL): Membangun Lingkungan Belajar yang Positif
Selain pembelajaran berdiferensiasi, aspek sosial dan emosional juga menjadi perhatian utama. Melalui pendekatan coaching, para guru di SDN 39 Woja diajak untuk memperkuat kompetensi sosial-emosional murid, seperti kemampuan untuk mengelola emosi, berempati, dan membangun hubungan yang positif dengan teman dan guru.
Coaching membantu guru untuk mengintegrasikan elemen-elemen SEL dalam proses belajar mengajar sehari-hari. "Pembelajaran sosial dan emosional sangat penting agar murid-murid tidak hanya sukses secara akademis, tetapi juga tumbuh menjadi individu yang kuat secara mental dan emosional," ungkap Ibu Asmiati dalam salah satu sesi coaching.
Melalui coaching, guru-guru mulai menyadari pentingnya menciptakan suasana kelas yang mendukung perkembangan emosional murid. Mereka diajarkan untuk lebih peka terhadap kebutuhan murid dan berkomunikasi dengan cara yang lebih mendukung dan membangun. "Saya merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan emosi murid-murid di kelas setelah mengikuti coaching. Sekarang, saya lebih paham bagaimana membimbing mereka untuk mengelola emosi dengan lebih baik," ujar seorang guru peserta coaching.
Pengembangan Kompetensi Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Coaching di SDN 39 Woja juga berfokus pada pengembangan kompetensi guru sebagai pemimpin pembelajaran. Keterampilan-keterampilan coaching, seperti kemampuan mendengarkan dengan empati, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan bertanya secara reflektif, menjadi alat penting yang digunakan oleh para guru dalam memimpin kelas mereka. Hal ini mendorong mereka untuk lebih proaktif dalam menciptakan strategi belajar yang inovatif dan efektif.
"Coaching tidak hanya mengembangkan guru secara pribadi, tetapi juga mendorong mereka untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang lebih tanggap terhadap kebutuhan murid. Ini sangat penting dalam menciptakan perubahan yang berkelanjutan di sekolah," ungkap Ibu Asmiati dalam sesi refleksi bersama tim pengajar.
Coaching untuk Perubahan yang Berkelanjutan
Program coaching yang dilakukan di SDN 39 Woja membuktikan bahwa pendampingan yang berkelanjutan sangat berpengaruh dalam mengembangkan kualitas pembelajaran di sekolah. Dengan fokus pada pembelajaran berdiferensiasi dan sosial-emosional, guru-guru lebih siap dalam menghadapi tantangan kelas yang dinamis dan beragam. Coaching juga membantu mereka mengembangkan keterampilan sebagai pemimpin pembelajaran, yang tidak hanya menginspirasi murid, tetapi juga menciptakan perubahan positif di sekolah.
Ke depan, diharapkan program ini dapat terus berjalan dan menghasilkan guru-guru yang semakin berkompeten dan peka terhadap kebutuhan murid. Dengan demikian, SDN 39 Woja dapat terus menjadi lembaga pendidikan yang mendukung perkembangan holistik setiap murid yang ada di dalamnya.

Posting Komentar
Terimakasih atas komentar anda