Refleksi Keterampilan Coaching oleh Yunus, S.Pd.I, M.Pd

 

Menumbuhkan Semangat Belajar Peserta Didik 

Melalui Model Coaching Reflektif 5M

Dalam dua minggu terakhir, Yunus, S.Pd.I, M.Pd, telah melakukan sesi coaching bersama Bu Ari Irmayani dengan tema utama menumbuhkan semangat belajar peserta didik. Sesi coaching ini mengadopsi model refleksi 5M yang merupakan adaptasi dari model 5R oleh Bain dkk. (2002) yang terdiri dari lima langkah utama: Mendeskripsikan, Merespon, Mengaitkan, Menganalisis, dan Merancang Ulang.

Berikut adalah laporan lengkap dari hasil refleksi dan tindak lanjut sesi coaching yang dilakukan:

1. Mendeskripsikan (Reporting)

Bu Ari Irmayani menyampaikan tantangan yang dihadapi terkait menurunnya motivasi belajar siswa di kelasnya. Beberapa siswa menunjukkan sikap pasif dan tampak kurang antusias mengikuti proses pembelajaran. Bu Ari merasa perlu menemukan cara baru untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan menciptakan suasana belajar yang lebih dinamis dan interaktif.

Yunus sebagai coach kemudian membantu Bu Ari mengidentifikasi metode alternatif, seperti pembelajaran berbasis proyek, pemberian pujian positif, serta diskusi kelompok untuk memperkaya pengalaman belajar.

2. Merespon (Responding)

Selama sesi coaching, Yunus memberikan pertanyaan reflektif untuk membantu Bu Ari mengeksplorasi akar penyebab masalah yang dihadapi. Salah satu pertanyaan kuncinya adalah: "Mengapa menurut Ibu siswa tampak kurang termotivasi? Apakah sudah ada pendekatan lain yang dicoba sebelumnya?"

Melalui pertanyaan ini, Bu Ari mulai mengevaluasi bahwa salah satu alasan siswa kehilangan semangat adalah metode pembelajaran yang monoton. Ia juga merasa penting untuk memperkuat hubungan emosional dengan siswa guna meningkatkan keterlibatan mereka.

3. Mengaitkan (Relating)

Bu Ari kemudian mengaitkan tantangan ini dengan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya tentang psikologi pembelajaran. Ia mengingat kembali pelatihan yang pernah ia hadiri tentang pentingnya motivasi intrinsik dan ekstrinsik dalam proses belajar.

Yunus juga mengingatkan Bu Ari tentang pentingnya membangun hubungan emosional yang lebih baik antara guru dan siswa, karena dukungan emosional sering kali berperan besar dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa.

4. Menganalisis (Reasoning)

Setelah mengeksplorasi lebih dalam, Bu Ari menyadari bahwa kurangnya variasi dalam metode pengajaran serta minimnya interaksi dengan siswa mungkin menjadi penyebab utama turunnya motivasi mereka. Dari perspektif teori motivasi, Bu Ari menyadari pentingnya menumbuhkan motivasi baik dari faktor eksternal, seperti penguatan positif, maupun faktor internal yang memungkinkan siswa memiliki kontrol lebih besar dalam proses belajar.

Selain itu, ia juga menilai bahwa penting untuk memahami perbedaan gaya belajar setiap siswa agar metode pengajaran yang digunakan bisa lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.

5. Merancang Ulang (Reconstructing)

Berdasarkan hasil analisis tersebut, Bu Ari kemudian merancang beberapa langkah strategis untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di masa mendatang:

  • Variasi Metode Pengajaran: Penggunaan metode yang lebih beragam seperti diskusi kelompok, simulasi, dan pembelajaran berbasis proyek diharapkan dapat menambah keterlibatan siswa.
  • Memberikan Ruang Refleksi: Bu Ari akan memberi kesempatan lebih besar bagi siswa untuk merefleksikan pelajaran yang mereka terima, sehingga mereka bisa menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari.
  • Memperkuat Hubungan Emosional: Bu Ari akan lebih memperhatikan hubungan emosional dengan siswa melalui dukungan personal dan pujian positif yang lebih konsisten.
  • Motivasi Intrinsik: Bu Ari akan memberi ruang bagi siswa untuk mengambil peran aktif dalam proses belajar, misalnya dengan proyek kolaboratif yang memungkinkan mereka bertanggung jawab atas hasil kerja mereka.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan semangat dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran di kelas.

Proses coaching dengan pendekatan refleksi 5M telah membuka ruang bagi Bu Ari Irmayani untuk mengeksplorasi tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran. Dengan dukungan Yunus sebagai coach, Bu Ari mampu menyusun rencana tindakan yang lebih konkret dan efektif untuk menumbuhkan motivasi siswa. Pendekatan ini juga memberikan perspektif baru dalam bagaimana guru dapat terus mengembangkan keterampilan mengajar mereka secara berkelanjutan.

Coaching yang dilakukan dalam dua minggu ini menunjukkan pentingnya refleksi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan memberikan dampak positif bagi pengembangan motivasi belajar siswa.

Post a Comment

Terimakasih atas komentar anda

Lebih baru Lebih lama